Beberapa hari yang lalu saya membaca artikel menarik di Harian Kompas di kolom IPTEK tentang prediksi-prediksi berakhirnya era internet. Artikel tulisan Ninok Leksono itu menjelaskan bahwa salah satu lembaga riset yang konsen dibidang ini telah membuat satu prediksi yang mengejutkan tentang berakhirnya era Internet pada tahun 2011. Permintaan penggunaan internet yang melebihi kapasitas jaringan menjadi alasannya. Prediksi ini sempat menimbulkan kekawatiran di dunia Barat sehingga muncul Konferensi Teknologi yang berlangsung di Boston pada bulan April lalu. Tema pembahasan mereka adalah "THE END OF INTERNET?".
Sebelumnya bahkan Deloitte Touche Tohmatsu telah meramalkan bahwa internet akan kehabisan kapasitas pada tahun 2007. Meski pada akhirnya ramalan ini tidak terbukti, tetapi dasar argumentasi mereka dirasa memiliki kelogisan. Internet yang selama ini dianggap sebagai sumber daya tak terbatas sebenarnya tidak demikian. Berbagai permintaan penggunaan internet diseluruh dunia pada tahun 2007 telah mendekati batas akhir kapasitas internet. Pertumbuhan trafik internet yang meningkat terus menerus tanpa henti cepat atau lambat akan meruntuhkan tulang punggung penopang sistem jaringan internet yaitu kabel-kabel berkapasitas tera bit yang menghubungkan benua-benua. Cepat atau lambat kabel-kabel itu tidak akan mampu menampung besarnya kebutuhan penggunaan internet. Dan jika itu terjadi, internet akan mengalami kemacetan dimana-mana. Berbagai website dan homepage tidak bisa lagi diakses. Saat itulah dikatakan berakhirnya era internet.
Dalam berbagai diskusi yang lain, beberapa pakar IT menyatakan bahwa era internet tidak akan berakhir, walau mengalami perlambatan untuk beberapa proses download, tetapi internet tidak akan mengalami kemacetan parah yang berujung pada berakhirnya era internet. Hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi itu adalah dengan melakukan penguatan kapasitas lokal. Setiap negara harus melakukan investasi jaringan lokal yang dapat memenuhi kebutuhan permintaan akan internet dijalur lokal. Dengan demikian tingkat kemacetan dapat dikurangi. Meski sebagai konsekwensinya, tingkat kecepatan tiap-tiap lokal akan berbeda-beda sesuai dengan kapasitas lokal yang ada. Selain itu, pengembangan teknologi informasi yang menjadikan Handphone bisa melakukan koneksi internet dipandang juga sebagai alternatif cerdas untuk mengembangkan jalur baru internet.
Jika internet benar-benar akan mengalami macet, bagi para blogger tentu saja hal ini sangat disayangkan. Ketika sekarang ini Google sering ngadat aja kita sudah merasa pusing, apalagi kalau seluruh akses internet lumpuh. Semoga para ahli segera mendapatkan pemecahan akan masalah diatas. Kita yang awwam hanya bisa menunggu hasil. Nasib..
Sebelumnya bahkan Deloitte Touche Tohmatsu telah meramalkan bahwa internet akan kehabisan kapasitas pada tahun 2007. Meski pada akhirnya ramalan ini tidak terbukti, tetapi dasar argumentasi mereka dirasa memiliki kelogisan. Internet yang selama ini dianggap sebagai sumber daya tak terbatas sebenarnya tidak demikian. Berbagai permintaan penggunaan internet diseluruh dunia pada tahun 2007 telah mendekati batas akhir kapasitas internet. Pertumbuhan trafik internet yang meningkat terus menerus tanpa henti cepat atau lambat akan meruntuhkan tulang punggung penopang sistem jaringan internet yaitu kabel-kabel berkapasitas tera bit yang menghubungkan benua-benua. Cepat atau lambat kabel-kabel itu tidak akan mampu menampung besarnya kebutuhan penggunaan internet. Dan jika itu terjadi, internet akan mengalami kemacetan dimana-mana. Berbagai website dan homepage tidak bisa lagi diakses. Saat itulah dikatakan berakhirnya era internet.
Dalam berbagai diskusi yang lain, beberapa pakar IT menyatakan bahwa era internet tidak akan berakhir, walau mengalami perlambatan untuk beberapa proses download, tetapi internet tidak akan mengalami kemacetan parah yang berujung pada berakhirnya era internet. Hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi itu adalah dengan melakukan penguatan kapasitas lokal. Setiap negara harus melakukan investasi jaringan lokal yang dapat memenuhi kebutuhan permintaan akan internet dijalur lokal. Dengan demikian tingkat kemacetan dapat dikurangi. Meski sebagai konsekwensinya, tingkat kecepatan tiap-tiap lokal akan berbeda-beda sesuai dengan kapasitas lokal yang ada. Selain itu, pengembangan teknologi informasi yang menjadikan Handphone bisa melakukan koneksi internet dipandang juga sebagai alternatif cerdas untuk mengembangkan jalur baru internet.
Jika internet benar-benar akan mengalami macet, bagi para blogger tentu saja hal ini sangat disayangkan. Ketika sekarang ini Google sering ngadat aja kita sudah merasa pusing, apalagi kalau seluruh akses internet lumpuh. Semoga para ahli segera mendapatkan pemecahan akan masalah diatas. Kita yang awwam hanya bisa menunggu hasil. Nasib..
4 komentar:
2011 terlalu cepet kayaknya. wong saya baru kenal internet, maska udah mau the end. rugi dong
Kok bisa gitu sih, masa internet the end kaga boleh dongs, internet kan salah satu kesibukannku and kesukaanku, hehehe....
Boss ternyata kalo udah UN lega rasanya pikiran ini serasa gak ada beban, iya sih maunya ngeblog lagi tapi uangnya buat ke cyber cafe udah abis, hehehe....
Wawww... pasti banyak yg demo tuh kl itu terjadi, but saya denger kok malah jaringan malah sedang dikembangkan ya dengan mau hadirnya IP6 (ip address 6)
Menurut logika saya memang itu mungkin terjadi, entah perlambatan atau kemcetan sama sekali. Analogi dengan kepadatan kendaraan di Jakarta, kalau jumlah kendaraan bertambah secara cepar dengan pertambahan jalan yg tidak mampu mengikutinya, maka kemacetan pasti akan terjadi. Sekarang tinggal tergantung seberapa cepat perkembangan teknologi data transfer khususnya dan internet secara umum
Posting Komentar