Selama ini orang beranggapan bahwa seorang manajer sama dengan seorang pemimpin. Karena pada kenyataannya seringkali istilah manajer digunakan untuk menyebut seorang pemimpin. Nah tulisan ini hendak mengembalikan batasan/pengertian manajer dengan pemimpin. Mengenai perbedaan dan persamaan mereka. Memang sementara ini tulisan ini akan terkesan tidak memiliki manfaat yang besar karena selama ini tidak ada masalah ketika kita menyebut pimpinan kita dengan istilah manajer. Namun tulisan ini hanyalah sebuah pendahuluan bagi tulisan-tulisan lanjutan yang berusaha membangun paradigma baru tentang kepemimpinan. Sesuatu yang menurut saya menjadi salah satu sebab utama atas keterpurukan Indonesia selama ini. Sekumpulan tulisan yang mencoba memberikan sumbangan pemikiran tentang sosok pemimpin yang bagaimana yang seharusnya dimiliki oleh bangsa yang besar ini. Dan untuk bangsa Indonesia kita menggunakan istilah "pemimpin bangsa" dan tidak pernah menggunakan istilah "manajer bangsa", hal ini menunjukkan bahwa walaupun kita sering rancu dalam menyebut pemimpin dan manajer, tapi dalam beberapa hal kita konsisten untuk menyebut secara terpisah kedua istilah tersebut, seperti ketika kita menyebut "pemimpin perjuangan" bukan "manajer perjuangan", "pemimpin revolusi" bukan "manajer revolusi", "pemimpin sidang" bukan "manajer sidang", dsb.
Bila berhubungan dengan orang, maka kedudukan pemimpin dan manajer adalah sama, bahwa mereka adalah atasan dan yang menjadi obyek kedudukan mereka adalah bawahan. Tapi berhubungan dengan obyek ini juga ada perbedaan, bahwa pemimpin selalu dan hanya berhubungan dengan orang-orang/para bawahan, sedangkan manajer tidak. Manajer yang melakukan fungsi manajemen tidak selalu berhubungan dengan orang, tetapi juga bisa dengan berbagai hal lain yang tidak berbentuk orang, seperti waktu kemudian dikenal manajemen waktu, berhubungan dengan belajar maka disebut dengan manajemen belajar, berhubungan dengan tujuan maka disebut dengan manajemen tujuan, dsb. Maka dari sini kita bisa menyimpulkan istilah manajer diberikan dikarenakan ia melakukan fungsi manajemen bukana karena semata-mata posisi dia sebagai atasan, karena itu juga ada tingkatan manajer, seperti manajer tingkat atas (top manajer), manajer tingkat menengah (midle manajer) dan manajer tingkat rendah (low manajer). Sedangkan seseorang disebut sebagai pemimpin/pimpinan semata-mata karena posisi dia sebagai atasan. Karena itu dalam kepemimpinan tidak dikenal dualisme kepemimpinan karena hanya akan memecah belah dan menghancurkan. Pemimpin haruslah satu.
Dengan demikian kita tahu, bahwa sesungguhnya antara pemimpin dan manajer memiliki fungsi yang berbeda. Seorang pemimpin memiliki fungsi dasar adalah mengarahkan dan menggerakkan seluruh bawahan untuk bergerak pada arah yang sama yaitu tujuan. Sedangkan fungsi seorang manajer adalah managemen. Yaitu kegiatan-kegiatan seputar perencanaan (planning), pengorganisasian (organising), penempatan staff (staffing), pengarahan (directing) dan kontrol (controlling). Seorang pemimpin sangat mungkin menggunakan fungsi manajemen untuk mencapai tujuan, tetapi itu bukan satu-satunya cara untuk mencapai tujuan. Terutama untuk organisasi sosial/nirlaba, ternyata memiliki kemampuan manajemen yang baik tidak selalu dapat mencapai kesuksesan. Pemimpinan yang sukses adalah manajer+. Sebagaimana yang akan saya tulis dalam "Kepemimpinan dalam Organisasi Sosial".
Dalam menjalankan fungsinya, seorang manajer lebih sering memanfaatkan wewenang dan kekuasaan jabatan secara struktural yang memiliki kekuatan mengikat dengan dapat melakukan paksaan/hukuman untuk mengarahkan bawahan. Sedangkan seorang pemimpin lebih menekankan pengaruh/karisma yang dimilikinya sehingga bawahan secara sadar untuk mengikuti arahan sang pemimpin. Ia menstimulasi, memfasiltasi, dan berpastisipasi dalam setiap kegiatan yang menginginkan bawahan mengikutinya. Tidak dengan hadiah, paksaan atau hukuman. Seorang manajer dipilih melalui jalur formal, seperti dipilih oleh komisaris atau direktur, sedangkan pemimpin biasanya berdasar pilihan dan kontrak sosial dengan anggota atau bawahan.
Kesimpulannya, manajemen hanyalah salah satu fungsi yang dilakukan seorang pemimpin.
Bila berhubungan dengan orang, maka kedudukan pemimpin dan manajer adalah sama, bahwa mereka adalah atasan dan yang menjadi obyek kedudukan mereka adalah bawahan. Tapi berhubungan dengan obyek ini juga ada perbedaan, bahwa pemimpin selalu dan hanya berhubungan dengan orang-orang/para bawahan, sedangkan manajer tidak. Manajer yang melakukan fungsi manajemen tidak selalu berhubungan dengan orang, tetapi juga bisa dengan berbagai hal lain yang tidak berbentuk orang, seperti waktu kemudian dikenal manajemen waktu, berhubungan dengan belajar maka disebut dengan manajemen belajar, berhubungan dengan tujuan maka disebut dengan manajemen tujuan, dsb. Maka dari sini kita bisa menyimpulkan istilah manajer diberikan dikarenakan ia melakukan fungsi manajemen bukana karena semata-mata posisi dia sebagai atasan, karena itu juga ada tingkatan manajer, seperti manajer tingkat atas (top manajer), manajer tingkat menengah (midle manajer) dan manajer tingkat rendah (low manajer). Sedangkan seseorang disebut sebagai pemimpin/pimpinan semata-mata karena posisi dia sebagai atasan. Karena itu dalam kepemimpinan tidak dikenal dualisme kepemimpinan karena hanya akan memecah belah dan menghancurkan. Pemimpin haruslah satu.
Dengan demikian kita tahu, bahwa sesungguhnya antara pemimpin dan manajer memiliki fungsi yang berbeda. Seorang pemimpin memiliki fungsi dasar adalah mengarahkan dan menggerakkan seluruh bawahan untuk bergerak pada arah yang sama yaitu tujuan. Sedangkan fungsi seorang manajer adalah managemen. Yaitu kegiatan-kegiatan seputar perencanaan (planning), pengorganisasian (organising), penempatan staff (staffing), pengarahan (directing) dan kontrol (controlling). Seorang pemimpin sangat mungkin menggunakan fungsi manajemen untuk mencapai tujuan, tetapi itu bukan satu-satunya cara untuk mencapai tujuan. Terutama untuk organisasi sosial/nirlaba, ternyata memiliki kemampuan manajemen yang baik tidak selalu dapat mencapai kesuksesan. Pemimpinan yang sukses adalah manajer+. Sebagaimana yang akan saya tulis dalam "Kepemimpinan dalam Organisasi Sosial".
Dalam menjalankan fungsinya, seorang manajer lebih sering memanfaatkan wewenang dan kekuasaan jabatan secara struktural yang memiliki kekuatan mengikat dengan dapat melakukan paksaan/hukuman untuk mengarahkan bawahan. Sedangkan seorang pemimpin lebih menekankan pengaruh/karisma yang dimilikinya sehingga bawahan secara sadar untuk mengikuti arahan sang pemimpin. Ia menstimulasi, memfasiltasi, dan berpastisipasi dalam setiap kegiatan yang menginginkan bawahan mengikutinya. Tidak dengan hadiah, paksaan atau hukuman. Seorang manajer dipilih melalui jalur formal, seperti dipilih oleh komisaris atau direktur, sedangkan pemimpin biasanya berdasar pilihan dan kontrak sosial dengan anggota atau bawahan.
Kesimpulannya, manajemen hanyalah salah satu fungsi yang dilakukan seorang pemimpin.
3 komentar:
Betul friend, konsep kepemimpinan mengenal banyak bentuk, dan manajemen hanya sebuah sistem. kombinasi terbaik dari keduanya akan menghasilkan perusahaan/lembaga yang kuat.
Great inspiration!
nooo comment ....! thats good!
Thats a trully and deeply article. i guest that you're not an ordinary guy, right! i'll give you 4 thumbs up (even 6 if i have the others). Keep share your thoughts until someday when this world are becoming brighter and more trusted, i can see that your writings are stopped.
Posting Komentar