Kamis, November 20, 2008

Pembangunan Tol Trans Jawa Akan Mengancam Ketahanan Pangan Indonesia

Rencana pemerintah untuk membangun jalan tol trans Jawa sepanjang 652 kilometer dari Cikampek-Jawa Barat sampai Surabaya-Jawa Timur dengan memakan lahan 4.264 hektar dalam rangka meningkatkan jalur-jalur transportasi untuk industri yang akan selesai pada tahun 2025 akan mengancam ketahanan pangan Indonesia. Betapa tidak, pembangunan jalan tol akan diikuti konversi lahan persawahan di sekitar jalan tol. Konversi lahan persawahan ini akan berubah menjadi pemukiman, pembangunan pusat perbelanjaan atau kantor-kantor. Pulau Jawa yang dikenal sebagai lumbang pangan Indonesia karena kesuburan tanahnya yang memasok 53% kebutuhan pangan Indonesia akan berubah menjadi pulau kota pada tahun 2025. Ini artinya, pasokan pangan dari Jawa akan sangat menurun drastis. Jika tidak diimbangi dengan peningkatan lahan pangan di daerah di luar Jawa, Indonesia harus bersiap untuk menghadapi ketidak-tahanan pangan

Di satu sisi, pembangunan jalan tol trans Jawa akan meningkatkan produksi disektor industri, pembangunan sektor industri akan sangat dimudahkan. Pengiriman hasil-hasil industri dari Bandung ke Tanjung Priok yang berjarak 180 km saat ini jika menggunakan truk menempuh waktu setengah hari pulang-pergi. Di Cina dengan jarak yang sama dapat ditempuh 4x pulang-pergi. Pembangunan jalan tol dapat mempercepat jalur transportasi menjadi efektik dan meningkat 4x lipat. Namun jika rencana ini tidak dilakukan dengan cara seksama akan menimbulkan dampak yang tidak sepele sepeti yang telah saya sebutkan di paragraf pertama.

Dulu Indonesia sangat disegani di OPEC (kelompok negara pengekspor minyak), namun kini kita telah keluar dan bahkan menjadi negara pengimpor minyak. Dulu ketika kita masih mengekspor minyak, kita sangat diuntungkan dengan kenaikan harga minyak dunia yang meningkat 100% sehingga devisa kita sangat penuh dari hasil penjualan minyak. Namun sekarang, kita bahkan mengalami badai krisis meski kita tidak berada di pusat badai. Kita hanya berada di pinggir badai, tapi efeknya telah memporak-porandakan ekonomi Indonesia. Dulu kita masuk 3 besar pengekspor beras dan gula. Namun sekarang... Kita menjadi pengimpor beras, bahkan produksi gula kita sekarang sedang memprihatinkan. Haruskah kita melakukan kesalahan berkali-kali tanpa bisa evaluasi diri?

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Kalau saya, asalkan pemerintah telah memiliki rencana matang atas suatu keputusan yg telah ditetapkan, saya akan mendukungnya. Asalkan tidak saling meng kambing hitam kan saja bila terjadi suatu masalah di kemudian hari.

Anonim mengatakan...

Memang seharusnya semua rencana harus dipikirkan dan dipersiapkan matang2..

Anonim mengatakan...

yupz...bner bgt tuh..

Anonim mengatakan...

benar..
mantab!!! :D