Wuuhhh... Lega rasanya. Akhirnya Chelsea bisa menyongsong laga kedua dengan penuh kepercayaan diri sebagai imbas dari hasil laga pertama (first leg) dini hari tadi. Dan diluar dugaan hasil pertandingan sesuai dengan prediksi aku sebelumnya, seperti yang aku tulis disini. Ga rugi nih begadang semalaman sampai menjelang subuh kalau hasilnya sesuai dengan perkiraan kita. Walau konsekuensi berangkat kerja mata masih sedikit berat, kayak ada timbel besi di kelopak mata. Tapi sesampai di tempat kerja sindiran teman-teman tentang hasil laga semalam membuat rasa berat itu tiba-tiba hilang. Emang aku dikenal sebagai penggemar berat Chelsea. Apapun yang terjadi pada Chelsea sering dijadikan bahan sindiran ke aku. Biasa kan. Sebagai wujud kegembiraan, nih aku paparkan hasil pantauan langsung dari televisi butut 14" yang menemani aku semalaman kemarin.
Sebenarnya sejak pukul 10.00 malem aku udah siap-siap ambil deposit tidur, biar malemnya bisa kuat begadang lihat laga pertama semifinal Liga Champhion. Tapi karena ada beberapa teknis yang diluar dugaan, deposit baru bisa diambil sekitar jam 12.00 malem. Maka HP 2116i yang selama ini menemaniku aku set alarm pukul 02.00, meski di koran aku baca laga dimulai pukul 01.30. Pikirku biasanya meski pakai ngobrol terlebih dahulu, biar telat dikit ga papa. Pukul 01.30 ternyata aku udah bangun. Kebeles pipit. Setelah menuntaskan hasrat, aku coba nyalakan tiviku, ternyata pertandingan udah main 5 menit. Acara begadang harus dimulai.
Aku udah tegang ketika entah menit keberapa Fernando Torres lepas dari kawalan pemain belakang dan tinggal menyodorkan bola ke gawang yang dikawal Cech, biasanya anak ini ga pernah gagal, tapi ternyata Cech masih bisa menghalau bola keluar sehingga hanya melahirkan tendangan pojok. Giliran selanjutnya aku yang hendak berteriak kegirangan ketika umpan panjang akuran Lampard menuju Joe Cole yang berdiri bebas didepan gawang Pepe Reina, tapi kaki Cole tidak nyentuh sama sekali bola tersebut. Sumpek.
Secara permainan sebenarnya kedua tim berimbang. Ketatnya masing-masing lini pertahanan menyebabkan peran-peran striker hampir tidak kelihatan. Hanya saja menurut aku dalam laga dini hari tadi Liverpool memang sedikit lebih unggul dari berbagai segi. Peluang para striker relatif lebih banyak didapat Torres daripada Drogba. Bahkan kemarin Drogba tidak sekalipun melepaskan tembakan ke gawang, sedangkan Torres dua kali membuat peluang emas yang keduanya digagalkan Petr Cech. Masuknya Nicholas Anelka pada menit ke-85 juga tidak mengubah keadaan apapun. Ia juga tidak mendapat kesempatan untuk menembak bola ke arah gawang Pepe Reina.
Organisasi tim Liverpool juga masih sedikit lebih baik daripada Chelsea. Ini tentu dikarenakan peran Gerrad yang memaksakan diri main meski masih dilanda cedera. Alur permainan yang dia motori mengalir relatif lebih lancar dibandingkan dengan alur yang dimotori Frank Lampard dari Chelsea. Bahkan Gerrad sempat melakukan tendangan volli terukur yang masih bisa ditepis Petr Cech. Menggunakan taktik yang relatif sama, kedua tim terkesan bermain berhati-hati dengan menguatkan barisan pertahanan. Chelsea lebih sering kehilangan bola daripada Liverpool.
Seperti yang sudah terperdiksi sebelumnya, permainan berjalan alot. Walaupun tidak bisa dikatakan monoton, karena beberapa kali terjadi peluang yang cukup menegangkan bagi kedua belah pihak. Tuan rumah bersorak ketika Dirk Kuyt mampu mencetak gol pada menit ke-43 memanfaatkan keteledoran komunikasi pemain belakang Chelsea. Sebaliknya Chelsea baru mendapatkan gol setelah John Arn Rise menyundul bola ke gawangnya sendiri ketika mencoba menghalau sepak pojok Kalou ketika pertandingan hanya menyisakan beberapa detik.
Karena gol Chelsea didapatkan dari hasil proses bunuh diri, aku disindir oleh teman-teman bahkan ini sekedar kebetulan aja. Tapi terserah apa kata mereka, toh dalam pertandingan sepak bola proses tidak dijadikan ukuran lolos-tidaknya sebuah tim ke babak selanjutnya. Yang terpenting adalah hasil. Yes! 1-1.
Sebenarnya sejak pukul 10.00 malem aku udah siap-siap ambil deposit tidur, biar malemnya bisa kuat begadang lihat laga pertama semifinal Liga Champhion. Tapi karena ada beberapa teknis yang diluar dugaan, deposit baru bisa diambil sekitar jam 12.00 malem. Maka HP 2116i yang selama ini menemaniku aku set alarm pukul 02.00, meski di koran aku baca laga dimulai pukul 01.30. Pikirku biasanya meski pakai ngobrol terlebih dahulu, biar telat dikit ga papa. Pukul 01.30 ternyata aku udah bangun. Kebeles pipit. Setelah menuntaskan hasrat, aku coba nyalakan tiviku, ternyata pertandingan udah main 5 menit. Acara begadang harus dimulai.
Aku udah tegang ketika entah menit keberapa Fernando Torres lepas dari kawalan pemain belakang dan tinggal menyodorkan bola ke gawang yang dikawal Cech, biasanya anak ini ga pernah gagal, tapi ternyata Cech masih bisa menghalau bola keluar sehingga hanya melahirkan tendangan pojok. Giliran selanjutnya aku yang hendak berteriak kegirangan ketika umpan panjang akuran Lampard menuju Joe Cole yang berdiri bebas didepan gawang Pepe Reina, tapi kaki Cole tidak nyentuh sama sekali bola tersebut. Sumpek.
Secara permainan sebenarnya kedua tim berimbang. Ketatnya masing-masing lini pertahanan menyebabkan peran-peran striker hampir tidak kelihatan. Hanya saja menurut aku dalam laga dini hari tadi Liverpool memang sedikit lebih unggul dari berbagai segi. Peluang para striker relatif lebih banyak didapat Torres daripada Drogba. Bahkan kemarin Drogba tidak sekalipun melepaskan tembakan ke gawang, sedangkan Torres dua kali membuat peluang emas yang keduanya digagalkan Petr Cech. Masuknya Nicholas Anelka pada menit ke-85 juga tidak mengubah keadaan apapun. Ia juga tidak mendapat kesempatan untuk menembak bola ke arah gawang Pepe Reina.
Organisasi tim Liverpool juga masih sedikit lebih baik daripada Chelsea. Ini tentu dikarenakan peran Gerrad yang memaksakan diri main meski masih dilanda cedera. Alur permainan yang dia motori mengalir relatif lebih lancar dibandingkan dengan alur yang dimotori Frank Lampard dari Chelsea. Bahkan Gerrad sempat melakukan tendangan volli terukur yang masih bisa ditepis Petr Cech. Menggunakan taktik yang relatif sama, kedua tim terkesan bermain berhati-hati dengan menguatkan barisan pertahanan. Chelsea lebih sering kehilangan bola daripada Liverpool.
Seperti yang sudah terperdiksi sebelumnya, permainan berjalan alot. Walaupun tidak bisa dikatakan monoton, karena beberapa kali terjadi peluang yang cukup menegangkan bagi kedua belah pihak. Tuan rumah bersorak ketika Dirk Kuyt mampu mencetak gol pada menit ke-43 memanfaatkan keteledoran komunikasi pemain belakang Chelsea. Sebaliknya Chelsea baru mendapatkan gol setelah John Arn Rise menyundul bola ke gawangnya sendiri ketika mencoba menghalau sepak pojok Kalou ketika pertandingan hanya menyisakan beberapa detik.
Karena gol Chelsea didapatkan dari hasil proses bunuh diri, aku disindir oleh teman-teman bahkan ini sekedar kebetulan aja. Tapi terserah apa kata mereka, toh dalam pertandingan sepak bola proses tidak dijadikan ukuran lolos-tidaknya sebuah tim ke babak selanjutnya. Yang terpenting adalah hasil. Yes! 1-1.
5 komentar:
hahahahhahahaha menurut gue chelsea dilindungi dewi fortuna
tapi yah bagaimanapun hasil akhirnya draw mau gimana lagi
iya bisa mas :) hehehe sayang banget yah jadi draw (sebenernya saya ga ngerti bole hehehe ngikut aja de...)
Ha..ha..ha..1000x waktu posting nih tulisan maksud aku ga bikin lomba ketawa loh.. Tapi kalau bisa bikin teman ketawa kenapa gue ga ngakak bareng.. sayang khan..
No Chelsea No Cry...
Sebenernya chelsea nggak pantes dapat 1 gol, cuman ya itu tadi beruntung! Tapi keberuntungan itu nggak bisa dilatih Bro, salute buat chelsea!!
Sepagian gue juga digojlog ama teman-teman gue, ya gara-gara gol bunuh diri itu. Tapi sah kan..
Posting Komentar