Hujan yang mengguyur Surabaya sejak sore hari kemarin menjadikan rumahku mungil dan beberapa rumah tetanggaku seperti berada di tengah-tengah danau. Ya, rumahku kebanjiran. Tidak sampai masuk rumah sih, tapi sudah sampai didepan pintu. Bahkan ada tetanggaku yang rumahnya udah kemasukan air hujan. Ini adalah banjir terparah yang kami alami.
Dulu, daerah Wonocolo - Surabaya, jika terjadi banjir, yang banjir bukan daerah pemukiman, tetapi jalan-jalannya yang banjir. Karena dulu posisi jalan lebih rendah dari rumah. Namun karena pemerintah ingin menanggulangi banjir, maka selokan diperbaiki sekalian juga jalan. Perbaikan ini membawa konsekuensi posisi selokan dan jalan harus lebih tinggi. Sehingga jika banjir datang, jalan tidak tergenang air. Dan banyak orang masih tetap bisa berlalu lalang menjalankan aktifitasnya.
Pada awalnya kami senang, adanya pembangunan jalan, karena jalan di depan rumah menjadi beraspal dan tidak lubang-lubang. Pembangunan Jatim Expo di dekat rumahku juga menjadikan harga tanah, rumah dan sewa menjadi tinggi. Tapi sekarang kami sadar, pembangunan yang atas nama kebaikan bersama harus membawa konsekuensi bagi kami secara pribadi. Dan.. kami tidak boleh protes.
Jika kami memilih menaikkan posisi rumah kami, banjir akan kembali ke jalan. Dan seperti yang sudah-sudah, pemerintah dengan dana besarnya yang berasal dari kami akan kembali menaikkan jalan. Sehingga pada akhirnya percuma juga kan..
Aku jadi bingung.. Pemimpin.. kami harus bagaimana?
Dulu, daerah Wonocolo - Surabaya, jika terjadi banjir, yang banjir bukan daerah pemukiman, tetapi jalan-jalannya yang banjir. Karena dulu posisi jalan lebih rendah dari rumah. Namun karena pemerintah ingin menanggulangi banjir, maka selokan diperbaiki sekalian juga jalan. Perbaikan ini membawa konsekuensi posisi selokan dan jalan harus lebih tinggi. Sehingga jika banjir datang, jalan tidak tergenang air. Dan banyak orang masih tetap bisa berlalu lalang menjalankan aktifitasnya.
Pada awalnya kami senang, adanya pembangunan jalan, karena jalan di depan rumah menjadi beraspal dan tidak lubang-lubang. Pembangunan Jatim Expo di dekat rumahku juga menjadikan harga tanah, rumah dan sewa menjadi tinggi. Tapi sekarang kami sadar, pembangunan yang atas nama kebaikan bersama harus membawa konsekuensi bagi kami secara pribadi. Dan.. kami tidak boleh protes.
Jika kami memilih menaikkan posisi rumah kami, banjir akan kembali ke jalan. Dan seperti yang sudah-sudah, pemerintah dengan dana besarnya yang berasal dari kami akan kembali menaikkan jalan. Sehingga pada akhirnya percuma juga kan..
Aku jadi bingung.. Pemimpin.. kami harus bagaimana?
17 komentar:
sabar ya :)
Sabar aja, kalau ga sabar ya pindah atuh ke tempat yang ga banjir.
ya diperbaiki donk supaya gak banjir
salam kenal frend
seng sabar...seng tawakal....seng metal
dimana2 banjir sob!di bandung selatan juga banjir!!!!makin parah nih!!nasib2.....salam kenal sob!
sabar aja bro..
ada hikmah dibaliknya
kita wajib menyanyangi lingkungan kita
untuk mencegah terjadinya hal hal yang tidak diinginkan
semoga tidak banjir lagi
sabar sabar
smuga tidak terulang lagi
sabar ya, seharusnya pemimpin kita juga harus ikut serta dalam hal ini agar tidak terjadi lagi nantinya
sabar...
salam kenal,
need IT??
http://www.linovtech.com
sudah waktunya pindah :)
yang sabar ya
orang sabar disayang TUhan
keep blogging
salam kenal
keep blogging
happy blogging
salam kenal
Posting Komentar