Kamis, Juni 28, 2012

Yayasan Al-Kahfi: Niat Tulus Berbuah Fitnah

Popularitas Yayasan Al-Kahfi beberapa bulan terakhir meningkat. Bukan karena promosi gencar yang dilakukan para pengurusnya, tapi dikarenakan serangan gencar kelompok yang iri dengan perkembangannya. Ini menarik dikarenakan selama ini Yayasan Al-Kahfi kurang terdengar di telinga kita, dan hampir tidak pernah kita temui di google search.

Heboh Yayasan Al-Kahfi


Awalnya saya acuh dan abai terhadap perbincangan tentang Yayasan Al-Kahfi ini, ga penting banget deh. Kan banyak organisasi besar lain yang lebih layak dibicarakan. Setelah semakin santer diberikan dan jadi perbincangan, saya jadi tertarik. Pertanyaan yang terlintas adalah "Mengapa kelompok Rohis tiba-tiba merasa terusik dengan keberadaan Yayasan Al-Kahfi yang hampir tidak pernah terdengar sebelumnya?"

Jika saya telusuri dari website resmi Yayasan Al-Kahfi di http://www.yayasanalkahfi.or.id terlihat jelas bahwa visi-misi mereka berbeda dengan berbagai tuduhan yang disampaikan beberapa kelompok. Mereka dituduh NII, lah di website resminya adalah dokumentasi seminar Yayasan Al-Kahfi yang menentang gerakan NII.

Kegiatan peningkatan SQ yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan M Nuh beberapa bulan lalu menunjukkan bahwa Yayasan Al-Kahfi bukan organisasi yang sembunyi-sembunyi seperti yang banyak dituduhkan. Mereka bahwa mengurus payung hukum secara resmi dan merangkul pihak-pihak berwenang dan berwajib. Keorganisasian mereka telah mendapat persetujuan Menkumham, program-program mereka mendapat rekomendasi Sekjen MUI.

Ada beberapa tuduhan bahwa organisasi MUI hanyalah kedok saja tapi ga jelas apa MUI beneran apa tidak. Dalam logika saya ini hanya tuduhan. Mana mungkin Yayasan Al-Kahfi bisa menipu masyarakat jika pengadaan ESA 4 di Universitas Al-Azhar Indonesia dengan menghadirkan Menteri Pendidikan M Nuh dan Sambutan Sekjen MUI yang diliput oleh banyak media. Ga mungkin yang pidato di acara pembukaan adalah stuntman, karena kebenarannya bisa dicek secara langsung.

Yayasan Al-Kahfi Difitnah



Jika menilik tujuan Yayasan Al-Kahfi yang ingin turut membantu pemerintah dan masyarakat dalam memperbaiki kerusakan sosial yang ada di Indonesia, maka tujuan ini patut mendapat dukungan semua pihak, bukan malah mendapat fitnahan.

Namun bagi Yayasan Al-Kahfi, menurut saya ini adalah bagian dari sejarah yang sekarang berulang. Bukankah Rasulullah dulu pada awalnya difitnah? Benar dan salah memang tidak bisa langsung kelihatan, tapi jika Yayasan Al-Kahfi di kemudian hari berkembang pesat seperti masa awal Islam, maka itu sudah cukup menjadi bukti bahwa Yayasan Al-Kahfi bukanlah NII atau JIL.

3 komentar:

didin mengatakan...

Ya setuju banget gan, kita jangan pernah suudzon terhadap sesuatu yang belum pasti kebenarannya.

Unknown mengatakan...

Seharusnya sasama Ormas Islam saling membantu. . dan saling berkompetisi menyelamatkan masnyarakat Indonesia dari kerusakan. . .

Bukan malah mengganggu satu sama lain. . .

Salam Pembangunan Masyarakat gan :D
Wssalamualaikum wr wb

rahman mengatakan...

saya setuju dengan para komentator di atas