Sabtu, April 12, 2008

Review Liga Champhion ~ Manchester United Vs AS Roma (1-0)

Manchester United melengkapi dominasi Inggris di pentas liga Champhion, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Pada laga kedua (second lag) kemarin MU menang tipis atas AS Roma dengan skor 1-0. Dengan kemenangan ini, MU unggul agregat 3-0 atas AS Roma. Keunggulan MU sudah diprediksi sebelumnya, selain karena performa MU musim ini yang masih stabil dengan merajai klasemen sementara Liga Inggris, namun juga memori mendalam tentang kekalahan AS Roma 0-7 saat bertandang ke markas MU tahun lagi menurut saya masih meninggalkan trauma yang mendalam. Lebih-lebih, ruh permainan sekaligus sang kapten Totti tidak dapat dimainkan karena alasan cedera. Walaupun laga antara MU dan AS Roma merupakan perjumpaan dua tim elite Eropa, tapi dalam pertandingan tidak terjadi sesuatu yang mengejutkan. Hasil pertandingan sudah diprediksi banyak orang.
Gol semata wayang MU dicetak oleh striker mereka asal Argentina, Carlos Teves pada menit ke-70. Ia mencetak gol cantik melalui heading meneruskan umpan crossing Owen Hargreaves. Bola yang tidak tinggi itu dengan nekat disundul Teves dan memperdayai kiper AS Roma. Teves yang diawal perpindahannya ke Inggris sebenarnya mengeluhkan iklim dan gaya permainan Inggris yang cepat dan sangat menguras tenaga, bahkan sempat putus asa dengan menyatakan ingin pindah ke Liga Italia atau Spanyol, menjadi pahlawan MU pada pertandingan ini. Permainan menawan di laga-laga terakhir Teves musim lagi telah memikat MU. Dan sekarang MU telah menuai investasi mereka.
Sebenarnya, pada pertandingan ini MU tidak menurunkan tim utama mereka. Fergusen menurunkan tim lapis kedua mereka karena akhir pekan ini mereka harus menjamu musuh bebuyutan mereka, Arsenal di lanjutan laga Liga Premier Inggris. Kondisi MU sangat riskan jika tidak memenangkan pertandingan melawan Arsenal, karena poin mereka hanya berselisih 3 poin saja dari peringkat kedua Chelsea. Seri atau bahkan kalah memberikan angin segar bagi Chelsea untuk merebut tahta Liga Inggris karena Chelsea baru bermain beberapa jam kemudian. Oleh karena itu Ferguson memarkir beberapa pemain utama mereka. Meski menghadapi tim lapis kedua, AS Roma yang tanpa motor serangan Totti, tidak dapat berbuat banyak. Serangan-serangan mereka seperti tidak terkoordinasi dengan baik. Sehingga mudah sekali dipatahkan pemain-pemain belakang MU. Bahkan hadiah penalti yang diberikan wasit pada AS Roma tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Daniele de Rossi. Tendangan melambung diatas gawang Edwin van der Sar. Coba kalau yang nendang Totti, mungkin ceritanya bisa lain.
Ini adalah kemenangan ke-11 MU secara beruntun di Old Trafford di semua ajang kompetisi Eropa. Ini juga menunjukkan demikian dominannya tim-tim Inggris dalam kompetisi Eropa yang mengantarkan Liga Inggris menjadi Liga terbaik dunia. Di Semifinal, MU telah ditunggu Barcelona, satu-satunya semifinalis di luar Inggris. Hal ini mengingatkan kita pada semifinal Liga Champhion musim lalu yang juga menempatkan 3 wakil Inggris di semifinal dan AC Milan. Hanya saja, musim lalu justru AC Milan yang menjuarai Liga paling bergengsi di eropa itu. Apakah hal ini akan terulang musim ini ? Justru tim luar Inggris yang akan menjuarai Liga Champhion. Jika hanya menyandarkan pada performa masing-masing tim di liga domestik, sepertinya sulit bagi Barcelona menjuarai Liga Champhion musim ini. Tapi siapa tahu, bukankah bola itu bundar ?

Tidak ada komentar: